Penyebab Harga Kopi Turun
Melemahnya nilai tukar mata uang rupiah turut menciptakan melemahnya ekspor kopi oleh eksportir, sehinggga eksportir mengaku mengalami kerugian besar
Sebut Ketua GAEKI (Gabungan Eksportir Kopi Indonesia) Jawa Timur Bapak Sugandhi “Depresiasi benar-benar menguntungkan eksportir kopi, tetapi satu bln ini harga kopi dunia melemah,” – Rabu, 11 Maret 2015.
Beliau memaparkan harga kopi robusta tutun sebesar $0,2/kgnya, dari US$ 2 per kilogram jadi US$ 1,8 per kilogram. Tapi, kepada level petani, harga kopi robusta condong stabil, yaitu sebesar (Rp 23.000- Rp 24.000)/kilogram. Sedangkan harga kopi arabika condong menurun. “Penurunan ini dominannya disebabkan adanya spekulan yang lebih sedang bermain,” sebutnya.

Walaupun demikian, pelemahan nilai rupiah terhadap mata uang dollar US diakuinya sedikit menciptakan resiko penurunan harga kopi dunia. “Saya percaya, Juni akan datang, harga dapat kembali stabil. Sifatnya cuma sementara disebabkan supply and demand-nya stagnan,” tutur Sugandhi.
Penurunan harga kopi dunia, menurutnya, tidak berpengaruh, asalkan pergerakan fluktuasinya tak terlampau tajam. “karena, pergerakan fluktuasi yang drastic menyulitkan para pebisnis, terutama importir kopi,” jelasnya.
Ekspor kopi dari Jawa Timur, sebut beliau, menunjukkan tren menguat dibanding ekspor nasional. Ekspor kopi pada tahun 2012 cuma sebesar 52 ribu ton, kemudian meningkat jadi 68 ribu ton di tahun 2013. Tahun 2014, ekspor kopi mencapai kurang lebih 73 ribu ton.
Penjualan kopi dari Jawa Timur ikut mengalami peningkatan, dari US$ 135 juta di tahun 2012 mencapai US$ 156 juta pada tahun 2013, Hingga pada tahun 2014 mencapai US$ 195 juta. “Kinerja ekspor kopi Jawa Timur melebihi target. Produksi yg meningkat ini tak lepas dari perluasan ruangan perkebunan kopi oleh Instansi Perkebunan Propinsi Jawa Timur,” paparnya.