Faktor Curah Hujan dan Ketinggian Tanaman Kopi – Berbeda jenis dan varietas kopinya, berbeda pula kebutuhan curah hujan (rainfall) dan ketinggian (altitude) lokasi penanaman yang tepat. Kopi adalah tanaman yang dapat tumbuh optimal di wilayah dengan iklim tropis dan tanah yang kaya akan unsur hara. Negara-negara yang memiliki iklim hangat sangat cocok untuk tanaman kopi, antara lain Brazil, Costa Rica, Nicaragua, Honduras, Mexico, Guatemala, El Salvador, Ethiopia, Uganda, Kenya, dan tidak lupa Indonesia. Berikut uraian singkat mengenai perbedaan curah hujan dan ketinggian dari 2 jenis kopi, Arabica dan Robusta.
Untuk curah hujan, kopi Arabica membutuhkan sebanyak 1200 – 2200 mm pertahun, mengingat Arabica adalah jenis kopi yang sedikit menghasilkan kopi ceri, maka curah hujan yang lebih dari 2200 mm pertahun mungkin saja dapat menyebabkan kerontokan bunga dan gagal menjadi buah sehingga semakin menurunkan hasil panen. Apalagi jika tidak memiliki pohon naungan yang lebih tinggi. Faktor lainnya adalah karena Arabica merupakan tanaman dataran tinggi yaitu 600 – 2200 m di atas permukaan laut, dengan suhu yang relatif dingin (15 – 24 derajat Celsius). Suhu yang lebih dingin dapat memperlambat pematangan kopi, namun mmperbanyak rasa manis, kekentalan, dan keasaman. Jika curah hujan terlalu tinggi, maka akan menyebabkan longsor dan rusaknya lapisan tanah. (baca juga : Trade Expo Indonesia, Buyer Kopi Potensial)
Faktor Curah Hujan dan Ketinggian Tanaman Kopi
Sedangkan curah hujan yang dibutuhkan kopi Robusta mencapai 2200 – 3000 mm pertahun. Dibutuhkan curah hujan yang lebih tinggi karena Robusta merupakan tanaman dataran rendah yaitu 0 – 800 m di atas permukaan laut, dengan suhu yang cenderung lebih panas (18 – 36 derajat Celcius). Hujan juga dibutuhkan untuk menjaga kelembaban tanaman kopi. Robusta yang tumbuh di daerah yang sangat rendah, suhu yang lebih tinggi, dan minimnya curah hujan akan menyebabkan buah ceri kopi lebih cepat matang dan gugur, buah yang sudah jatuh akan terkontaminasi dan memiliki rasa tanah (earthy).
Konsistensi curah hujan juga akan memudahkan prediksi waktu panen kopi di ketinggian manapun. Curah hujan yang menurun saat kopi mulai berbunga akan membuat buah ceri kopi matang pada waktu yang sama. Contohnya adalah kopi Kona yang tumbuh di Hawaii. (Windy)