IC4SD metode kepedulian Komoditas Kopi- Indonesia sebagai salah satu negara produsen kopi terbesar di dunia mendapat kesempatan yang luar biasa untuk menjadi tuan rumah dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute (ICCRI) di Bali, yaitu International Coffee Conference on Climate Change and Soil Degradation 2017 (IC4SD) dengan tema Enhancing Strategic Coffee Science and Technology in the Changing of World Climate and Soil Degradation pada 18 – 20 Oktober lalu. Konferensi ini diselenggarakan bersamaan dengan World Plantation Conference and Exhibition 2017 (WPLACE) dengan tema yang berkaitan pula yaitu Plantation in Current and Future Challenges.
IC4SD fokus pada 2 masalah utama yang dialami komoditas kopi saat ini, yakni perubahan iklim dan degradasi (penurunan) tanah, terutama di Indonesia yang mengalami kondisi produksi kopi yang cukup buruk selama 2 tahun berturut- turut karena musim panas yang panjang diawal tahun dan diikuti musim hujan yang panjang setelahnya. Ini merupakan bentuk nyata dari perubahan iklim dunia. Kondisi degradasi tanah juga perlu diperbaiki untuk menjaga keseimbangan produksi kopi. Selain itu juga dibahas tema yang lebih khusus seperti peran pemerintah Indonesia terhadap sektor kopi, strategi untuk meningkatkan kualitas dan produksi kopi, serta persiapan petani kopi dalam menghadapi perubahan iklim dan degradasi tanah. (baca juga : Tips Seduh Kopi Tubruk)
IC4SD metode kepedulian Komoditas Kopi
Konferensi ini menjadi lengkap dengan diskusi yang dibawa oleh WPLACE tentang aspek-aspek pembangunan serta inovasi teknologi untuk 6 komoditas tanaman utama, yang mencakup minyak sawit, karet, coklat, kopi, teh, dan tebu. Memilih pembicara yang memiliki pengaruh besar terhadap komoditas kopi di dunia, seperti José Sette (Direktur Ekseskutif ICO), Menteri Pertanian RI, Thomas Mueller-Bardey (GCP), Dr. Surip Mawardi (ICCRI), serta pembicara lain yang berasal dari Universitas Brawijaya, Universitas Lampung, dan Universitas Sydney.
Karya ilmiah dan poster ilmiah peserta yang lolos menjadi finalis juga berhak dipresentasikan selama acara berlangsung sesuai waktu yang ditentukan. Kompetisi seperti 9th Indonesian Specialty Coffee, Indonesian Specialty Coffee Auction, dan kompetisi barista juga diadakan sehingga acara ini semakin meriah.
Konferensi ini dihadiri lebih kurang sebanyak 1000 orang dari berbagai penjuru dunia. Di akhir acara pada hari keempat, peserta dapat memilih opsi untuk melakukan field trip ke kebun kopi Kintamani untuk melihat proses pengolahannya, atau dapat juga memilih untuk mengikuti turnamen golf. Hasil dari diskusi dan presentasi ilmiah peserta akan dipublikasikan pada awal tahun 2018 dalam bentuk proseding. (Windy)