Sensor pH Prototype, Inovasi Dunia Kopi- Pengolahan sumber daya alam yang tepat didukung oleh sumber daya manusia dan teknologi yang memadai. Teknologi juga sangat membantu pekerjaan sehari-hari manusia agar lebih efektif dan efisien. Rangkaian teknologi ini muncul dari kebutuhan manusia hingga menjadi ide yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan.
Sensor pH prototype, adalah salah satu hasil dari ide tersebut. Dalam kegiatan Let’s Talk Coffee yang merupakan salah satu program tahunan Sustainable Harvest, mereka mendiskusikan tentang tantangan yang akan dihadapi khususnya untuk produksi specialty coffee, petani, dan rantai pemasok kopi. Bekerja sama dengan d.School Stanford, sebagai cabang bagian dari Universitas Stanford yang bergerak di bidang desain sekaligus sebagai wadah kreatifitas mahasiswa, non-mahasiswa, hingga komunitas yang ingin mempelajari desain. Mereka membuat produk inovatif yang akan mengurangi masalah turunnya kualitas kopi selama produksi. Sistem sensor pH ini dirancang untuk mengukur pH, kadar panas, dan tekanan udara agar dapat menentukan apakah proses fermentasi sudah optimal atau belum.
Sebelum melanjutkan tahap berikutnya, mereka terlebih dahulu melakukan diskusi yang lebih mendalam. Kemampuan menganalisis masalah diperlukan untuk menemukan solusi atas masalah generasi muda yang tidak tertarik dengan produksi dan rantai pemasok kopi.
Meskipun prototype, alat ini dibuat cukup serius. Dengan menggunakan alat elektronik sederhana untuk mendeteksi pH yang dikaitkan pada sendok kayu besar agar lebih mudah digunakan. Dari 2 tim perancang sensor pH ini, terdapat 2 perbedaan kesimpulan tentang penurunan kualitas. Tim pertama menyatakan bahwa penurunan kualitas terjadi akibat dari under fermented dan over fermented pada biji kopi, karena pH akan menurun selama proses fermentasi. Sedangkan tim kedua menyatakan bahwa hal tersebut terjadi karena temperatur yang tidak stabil dan kelembaban udara selama proses pengeringan. (baca juga : Empat Manfaat Aroma Kopi)
Sensor pH Prototype, Inovasi Dunia Kopi
Sensor pH ini kemudian diuji coba oleh para petani untuk mengetahui hasil kinerjanya dan bagian dari alat yang masih perlu dilakukan perbaikan agar bekerja lebih optimal. Para peserta di akhir program ini juga cukup antusias untuk lebih mengembangkan alat yang mereka rancang menjadi lebih baik agar dapat memasuki pasar dan berguna bagi para petani.
Jika kegiatan seperti ini juga diterapkan di Indonesia khususnya untuk para generasi muda tentunya akan lebih bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain, karena selain mengasah ide yang inovatif, mereka juga semakin sadar bagaimana sebenarnya produksi kopi khususnya di Indonesia. (Windy)